DI masa jayanya, Pele, legenda sepakbola asal Brasil, ibarat magnet.
Aksi-aksinya di lapangan selalu memukau penonton maupun pemain lawan.
Dengan lincah dia mengocek bola dan berkelit dari hadangan pemain lawan.
Tapi, usai pertandingan, tak selalu mudah baginya untuk meninggalkan
lapangan sebelum memberikan apa yang paling melekat pada dirinya: kaos.
Di level liga, Pele selalu menjadi buruan para pemain lawan.
Ketika merumput di klub New York Cosmos di Liga Sepakbola Amerika Utara,
setelah bermain selama 18 musim di klub Santos, semua pemain ingin
bertukar kaos dengan Pele. Saking banyaknya Cosmos harus memberikan kaos
Pele kepada semua pemain lawan usai pertandingan.
“Pele adalah
daya tarik utama. Kadang-kadang kami harus membawa 25 sampai 30 kaos
untuk setiap pertandingan. Jika tidak, kami tak akan pernah keluar dari
stadion dalam keadaan hidup,” ujar Gordon Bradley, pelatih Cosmos pada
1971-1975 dan 1977,
Tukar-menukar
kaos yang paling dikenang terjadi antara Pele dan kapten legendaris
Inggris Bobby Moore di akhir pertandingan final Piala Dunia di stadion
Jalisco, Guadalajara, Meksiko, 7 Juni 1970. Ketika itu Brasil menang 1-0
lewat gol Jairzinho.
“Ini sebagai tanda saling menghormati. Meski
bukan yang pertama, momen ini membuat tukar-menukar kaos populer dalam
sepakbola modern,” tulis Daryl dalam “World Cup Moments: Pele and Bobby
Moore Swapping Shirts in 1970”,
Situs
resmi badan sepakbola dunia (FIFA), lewat tulisan “Swapping Shirts and
Anecdotes”, menyebut tukar-menukar kaos antarpemain sudah dilakukan pada
14 Mei 1931 saat pertandingan persahabatan antara Prancis lawan Inggris
di Colombes, Paris. Tim Prancis meminta kaos tim Inggris untuk
merayakan kemenangan mereka, 5-2. Tapi ia mulai menjadi tradisi sejak
Piala Dunia 1954 di Swiss.
Tentu saja ini bukan ketentuan wajib.
Setiap pemain boleh saja menolak bertukar kaos. Yang aneh kalau pelatih
melarang pemainnya bertukar kaos. Pelatih Inggris Alf Ramsey melarang
keras pemainnya bertukar kaos dengan pemain Argentina setelah
pertandingan babak perempatfinal Piala Dunia di Wembley, Inggris, 23
Juli 1966.
Dalam 100+ Fakta Unik Piala Dunia, larangan itu
bermula ketika Roberto Perfumo menjatuhkan seorang pemain Inggris dari
belakang. Wasit Rudolf Kreitlein siap bertindak ketika Antonio Rattin,
kapten tim nasional Argentina, datang dan memprotes dengan
isyarat-isyarat tertentu kepada wasit. Tiba-tiba saja, wasit asal Jerman
Barat itu mengusir Rattin dari lapangan.
Merasa tak berdosa,
Rattin bertahan di lapangan. Dia baru keluar setelah beberapa ofisial
FIFA, di antaranya Ken Aston, dan polisi turun tangan. Saat meninggalkan
lapangan, sempat-sempatnya dia mengelap tangan ke bendera di sudut
lapangan dan duduk di ujung karpet merah yang menuju ke bangku Ratu
Elizabeth.
Perilaku Rattin dan tim Tanggo membuat pelatih Inggris
geram. Seusai pertandingan, Ramsey masuk ke lapangan dan mencegah
George Cohen bertukar kaos dengan Perfumo. Ramsey berkata: “We don’t
swap shirt with animals!”
Dalam sebuah wawancara Ramsey berkata:
“Permainan sepakbola kami yang bagus akan keluar saat berhadapan dengan
tim yang datang untuk bermain, bukan berlaku seperti binatang.”
Dengan
alasan berbeda, larangan muncul dari pelatih tim Albania usai timnya
bertanding lawan Spanyol di babak kualifikasi Piala Dunia 1993. Tukar
kostum setelah menjalani pertandingan penting sudah menjadi tradisi di
sepak bola. Bahkan, penolakan terhadap tradisi itu bisa dianggap menodai
sikap fair play. Namun, apa mau dikata kalau kostum yang dimiliki
memang terbatas.
Nali, itulah yang dialami timnas Honduras sesudah
melakoni laga uji coba melawan Belarusia di Villach pada 27 Mei.
Setelah pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 2-2. para pemain
Honduras menolak menukar kostum dengan pemain Belarusia
Keputusan
itu tentu mengagetkan kubu Belarusia. Apalagi, larangan bertukar kostum
tersebut ternyata dalang dari Manajer Timnas Honduras Osman Madrid.
Mereka menilai, keputusan itu arogan.Tapi, setelah diusut, rupanya,
Honduras mengambil sikap tersebut karena terpaksa. Sebab, mereka tidak
punya cadangan kostum yang memadai.
Wakil dari Zona CONCACAF yang
tergabung di grup H bersama Spanyol. Swiss, dan Cile di Piala Dunia
2010 tersebut, tampaknya, berangkat ke Belarosia untuk melakoni
pertandingan persahabatan dengan jumlah kostum yang minim.Karena insiden
itu. timnas Honduras kini meminta kiriman kostum tambahan dari
negaranya. Mereka tidak ingin kembali malu saal menghadapi Azerbaijan
pada laga uji coba pada 2 Juni berikutnya.
Badan sepakbola dunia
(FIFA) tak pernah bikin aturan soal pelarangan tukar kostum. Kecuali
pada Piala Dunia 1986, FIFA melarang tukar kaos karena tak ingin melihat
pemain “telanjang dada” di lapangan. FIFA menyarankan agar bertukar
kaos dilakukan di ruangan ganti.
Menariknya, ada pemain yang hobi
mengoleksi kaos pemain lawan. Salah satunya Jeff Agoos, pemain Amerika
Serikat, yang mengumpulkan lebih dari 400 kaos selama 14 tahun kariernya
sebagai pesepakbola. “Rasanya aneh mengoleksi souvenir ini, tapi ia
mengingatkan pada momen sangat spesial, terutama ketika Anda bermain
melawan negara atau klub besar lain,” ujarnya,
Tak semua pemain
suka bertukar kaos. “Saya tak ingat apakah pernah bertukar kaos dengan
pemain lain setelah pertandingan. Tampak konyol jika Anda seorang pemain
berpengalaman,” kata mantan pemain Manchester United dan gelandang
Republik Irlandia Roy Keane seperti dikutip Fédération Internationale de Football Association (FIFA) - FIFA.com.
Pemain
Portugal Cristiano Ronaldo termasuk yang pelit, padahal setiap pemain
berharap bisa bertukar kaos dengannya. Andrey Arshavin pernah mendapat
penolakan dari Ronaldo ketika Rusia bertemu Portugal dalam babak
kualifikasi Piala Dunia 2006. Ronaldo bilang, “Saya tak pernah menukar
kaos dengan siapa pun,” kata Arshavin menirukan Ronaldo kepada Russia’s
Sport channel.
Arshavin sendiri bukanlah kolektor kaos pemain
lawan. Dia melakukannya demi pelatih masa kecilnya, Sergey Gordeev, yang
mengoleksi kaos nomor 9. Arshavin bisa bertukar kaos dengan Fernando
Torres selepas pertandingan Arsenal kontra Liverpool pada 21 April 2009.
“Saya akan mengirimkan kaos ini ke St. Petersburg lewat bantuan seorang
teman,” kata Arshavin seperti dilansir FourForTwo, 23 April 2009.
0 komentar:
Posting Komentar